medialestari32 | Date: Friday, 04.24.2015, 11:36 AM | Message # 1 |
Private
Group: Administrators
Messages: 1
Status: Offline
| MedanBisnis - Medan. Bisnis percetakan hingga kini masih memiliki prospek yang begitu menjanjikan. Tidak heran, jika saat ini banyak kalangan meliriknya, Bisnis yang satu ini. Persaingan pun semakin ketat, sehingga dibutuhkan kreasi dan inovasi untuk bisa memenangkan hati konsumen.Hal ini jugalah yang dilakukan Hendra pemilik usaha percetakan Media Lestari di Jalan Perdana yang digelutinya sejak 25 tahun terakhir.
Ditemui MedanBisnis, Selasa kemarin di Jalan Perdana, Hendra menuturkan, bisnis percetakan sejak lima tahun terakhir ini semakin ketat persaingannya. Ini tidak hanya karena peminat terhadap usaha ini yang meningkat, namun juga didorong kemajuan teknologi.
"Sejak lima tahun terakhir, printing murah sudah banyak,"ujarnya. Hal ternyata berdampak pada orderan untuk percetakan kops surat, kartu nama yang biasanya banyak orderan. Namun tidak dengan percetakan untuk undangan yang sampai saat ini tetap menjadi "idola" dan banyak disorder konsumen.
Hendra juga menyebutkan dalam mengelola bisnis percetakan ini, untuk bisa bersaing dengan pelaku usaha serupa, dia selalu mengutamakan kreasi dan inovasi. "Kita sekarang ini harus kreatif untuk bisa bersaing. Selain itu juga kita harus update termasuk dengan seni dan trend. Ini agar kita bisa mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen," ujar Hendra.
Karena bila tidak, konsumen bisa-bisa "lari" ke tempat lain. Selain itu sambung Hendra, dalam mengelola bisnis percetakan ini harus teliti. Karena bila terjadi kesalahan yang ada bukan untung, melainkan merugi.
"Kalau dulu buat kartu undangan, untungnya masih ada, meski kita harus ganti dua kali. Namun sekarang ini, jangan diharap, salah tanggal saja bisa merugi. Sehingga untuk mengantisipasi hal itu, orderan harus di-acc sama yang mengorder dulu," ujarnya.
Itu dikarenakan harga bahan baku yang masih murah. Tidak seperti sekarang, meski usaha tersebut masih tetap memiliki prospek yang menjanjikan, namun harga bahan bakunya juga tidak seperti dulu lagi.
Dalam mengelola bisnis ini, Hendra mengaku selalu memaksimalkan penyelesaian setiap orderan tepat waktu. "Kita upayakan selalu tepat waktu untuk orderan," katanya seraya menambahkan, percetakan yang saat ini tetap bertahan untuk undangan, mug, spanduk dan juga banner.
Hendra juga menambahkan dalam mengelola bisnis ini, tantangan yang sering dihadapi permintaan konsumen agar orderannya bisa segera selesai. "Tantangan kita permintaan cepat selesai," ujarnya.
Selain itu, harga bahan baku sedikit banyak akan mempengaruhi. Apalagi smabungnya, kenaikan harga BBM November lalu yang membuat harga bahan baku naik sekira 5%. Sementara untuk menaikkan harga juga tidak memungkinkan. "Menaikkan harga tidak memungkinkan, kalaupun terpaksa naik, tidak besar," ujar Hendra yang saat ini memiliki delapan orang karyawan.
Kedepan dari usaha ini, dia ingin bisa menuangkan karyanya tidak hanya di atas kertas. Namun dengan batu juga. "Impiannya, media sesulit apa pun bisa dicetak," ujarnya seraya menambahkan untuk harga dia mematok mulai Rp 25 ribu hingga Rp 500 an.(ledi munthe)
|
|
| |